Selasa, 13 Maret 2012

Antologi Visual; Episode Street Mime #1

Teater! Satu kata yang cukup sakral buat gw, selalu berada di atas setiap imajinasi gw. Separuh hidup gw berlabuh bersama teater, sadiwara, drama, pertunjukan, atau apapun namanya itu. Gw cukup merasakan pahit getirnya hidup di panggung teater. Bahkan lebih dari itu, gw tak luput dari ereksi dan euforia kebahagian yang tak terbatas di panggung teater.

Buat gw, panggung teater tak selesai di "panggung" yang riil belaka, dengan suguhan tata cahaya yang harmonis, tata artistik yang futuristik, pun dengan pementasan yang megah sekalipun, hingga riuh tepuk tangan dan puja puji dari apresiator yang kita suguhi. Bersama teater, gw telah banyak lebih mengenal intisari hidup. Bahkan kehidupan itu sendiri ada di panggung yang Absurd itu.

Bersama beberapa kawan sederajat, di Buah Batu 212, yang merupakan kawah candradimuka kami, gw beserta mereka mengalir dalam darah yang sama, darah teater itu sendiri. Hahaha.. Kemudian, seiring dengan upaya Proses dan Pencarian Bentuk, tak lelah kami pun melakukan berbagai observasi dan eksplorasi. Dari sana gw dan beberapa kawan sempat berikrar menjadi sekumpulan anak panggung, yang wara wiri di jalanan. Di tahun 2003, bersama saudara tua Dede Dablo, Mumu Kribo, Rizal Yeas, Yaldi Ebel, dan Gw sendiri, mendirikan Kelompok Teater Jalanan "Bandung Street Mime" yang lebih berfokus sebagai kawanan kelompok pantomim rindu order. Kapi menyebutnya PeYe, yang merupakan representasi dari Proyek! :-D

Lama berjalan kami mengeksplorasi tubuh, seperti plastik dan tanah liat, menjadi PANTOMIME, seperti yang jauh hari dilakukan idola kami waktu itu. Sebut saja Marcell Marceau, Charlie Chapline, Philipe Bizot (dimana kami pernah berguru langsung kepadanya di CCF), Bahkan dari seniman Pantomim Kawakan Jemek Supardi dari Jogja, dan lain sebagainya.

Setelah cukup lama bersama Bandung Street Mime, gw dan Mumu Kribo atawa Haji Mukri mencoba berkreasi lebih dalam lagi. Waktu itu kami mendirikan kelompok baru dengan label IMAJIMIME THEATRE. Sebuah kelompok pembelajaran seni Pantomime di home base kami di Buah Batu 212. Imajimime Theatre pertama kali mementaskan "Sang Guru & Buku Pintar" yang kami racik bersama dan gw sutradarai, sempat pentas di CCF Bandung dan GK. Rumentang Siang.

Periode selanjutnya, Imajimime Theatre dilanjutkan oleh saudara muda kami, Wanggi Hoediyanto yang mengembangkannya menjadi MIXI-IMAJIMIME THEATRE. Lelaki muda asal Cirebon ini, kini tengah bersinar dengan berbagai repertoar Pantomime nya yang selalu hadir menemui publik. Bahkan, Wanggi tengah mengusung isu kreatif "NyasarNyusur Histori" yang coba dia jalani, bahkan niatnya bisa keliling Indonesia.

Beberapa Foto, yang gw capture dari seorang Wanggi Hoediyanto sang penerus darah persaudaraan kami di MIXI-IMAJIMIME THEATRE:

            

















Bersambung...